Hari ini di pagi banget aku sudah Teringat sama semua kejadian kejadian. yang menimpa aku sama mantan istriku
aku bukannya senang sampai lompat-lompat ya. Tapi aku merasa bersyukur.
dan kadang aku merasa senang bahwa mantan istriku akhirnya memutuskan untuk bercerai Mungkin memang sudah waktunya juga sih karena ternyata orangnya juga sudah punya pasangan lain dan aku yakin kalau mereka sudah menikah siri
mungkin kalau anakku tidak bercerita padaku tentang maminya seperti apa mungkin aku nggak pernah tahu kalau ternyata mantan istriku itu sudah punya pacar lain bahkan setahun atau dua tahun sebelum Dia memutuskan bercerai dengan aku. itu yang bikin aku merasa kadang-kadang bodoh karena aku terlalu percaya sama mantan istriku.
bahkan sampai ketika dia memutuskan untuk menceraikan aku pun aku masih merasa bahwa mungkin itu semua salahku
kalau dipikir-pikir lucu juga sih.
akhirnya aku merasa
lebih bahagia sekarang ketika tidak ada keberadaan mantan istriku
karena kalau dipikir-pikir kenapa harus punya istri? Punya Istri kalau punya istri pun juga masih merasa begitu kesepian
aku ingat aku sudah merasa begitu kesepian di minggu pertama ketika aku
menikah sama dia
Sepertinya dia menggunakan aku untuk lari dari masa lalunya. Setelah beberapa lama mantan istriku itu bercerita kalau
Dia menikah denganku karena dia tidak mau dijodohkan dengan jodoh pilihan ayahnya. Karena dia pikir orang yang dijodohkan sama dia itu orangnya gendut hitam dan nggak suka yang seperti itu.
Awalnya aku pasti merasa aneh dong karena Kok bisa ya seseorang memutuskan menikah sama aku hanya karena alasan itu
tapi aku sadar Oh ya berarti memang aku bukan orang yang sebenarnya disukai atau dicintai sama dia karena ketika dia memandang aku mana itu sangat jarang karena dia tidak mau melihat aku, sama sekali bahkan selama kehidupannya bersama aku misalnya dia melihat aku pun itu dengan tatapan mata yang kosong dan seakan-akan aku nggak pernah ada
aku terus bersimpati sama mantan istriku selama aku menikah sama dia, aku selalu berusaha untuk menyenangkan hatinya setiap weekend selalu aku aja pergi keluar jalan-jalan. entah itu berbelanja. atau sekedar pergi ke gunung atau Taman Wisata bahkan hingga saat ini pun aku masih melakukannya sama Anakku kalau dia pas di rumahku.
Aku aku ingat ketika mantan istriku memutuskan minggat dari rumah aku memandang nanar seluruh rumahku yang sangat kotor dan enggak pernah dibersihkan olehnya karena selama ini. yang membersihkan rumah itu selalu aku
aku juga yang selalu membersihkan kamarnya dia karena dia memang tidak mau bersih-bersih kamar dia bahkan kamarnya sendiri.
Kalaupun membersihkan rumah aku pikir itu hanya kayak pura-pura saja karena dia biasanya hanya menyapu satu ruangan yaitu ruangan tengah. lalu hasil menyapu nya itu diletakkan di depan menjadi sampah lagi yang harus aku bersihkan
sebenarnya aku cuma berharap orang ini juga peka, tapi ternyata aku selain harus mencari uang buat dia dan selalu menjadi ATM yang gak pernah cukup buat dia. Aku juga harus bersih-bersih rumah aku juga harus nyiapin anak ketika dia marah-marah dan nggak mau melakukan itu.
Ada satu momen ketika berbulan-bulan dia nggak mau masak, nggak mau ngurus anak, nggak mau bersihkan rumah. Dan itu sebuah statement buat aku sebenarnya aku tahu wanita juga butuh untuk istirahat tapi sebenarnya aku tuh sangat capek aku sendiri juga harus sudah bekerja mencari uang untuk kebutuhan kami, Dan aku juga selalu bersih-bersih rumah.
Dan Kalau aku nggak dimasakin sama mantan istriku itu aku harus keluar, aku harus makan di warung. Kalau seperti itu Yang kenapa aku nggak bisa komunikasikan karena mantan istriku itu tidak mau berkomunikasi sama aku.
Setiap kali aku minta untuk ngobrol orangnya selalu menjauh atau marah.
sebenarnya banyak hal yang bisa diselesaikan dengan cara ngomong tapi aku nggak tahu ya kenapa orangnya selalu marah sama aku, bahkan dari minggu pertama kami menikah. sekali waktu pertama orangnya masih baik-baik aja sekitar 3 hari tapi di hari selanjutnya ada hal yang aneh yaitu istriku Menangis Tanpa Alasan
Aku tidak tahu apakah orangnya memang tidak suka, tidak Bahagia menikah dengan aku padahal waktu itu Semua terlihat baik saja.
memang pada waktu menikah dia dalam kondisi haid
jadi aku belikan lah dia baju dan makanan , Pada momen itu juga aku harap dia bisa merasa sedikit berbahagia tapi ternyata tidak kawan. memang orangnya aku pikir
aneh juga ya, jadi dari minggu pertama itu dia sudah menunjukkan hal-hal seperti itu. Jadi 3 hari dia baik sama saya terus Tiga Hari selanjutnya dia jelek sama saya, maksudnya 3 hari dia mau menyapa saya kemudian setelah itu 3 hari dia nggak mau menyapa saya dan itu tanpa alasan yang jelas ya.
Kemudian hal itu ternyata dia ulang terus setiap minggu seperti itu Sampai aku stres kawan.
Tapi aku ingat aku memang mencintai mantan istriku itu.
Meskipun aku diperlakukan seperti itu.
sampai tahun keempat ketika aku sudah sangat down dan merasa bahwa apapun yang aku lakukan tidak akan cukup buat mantan istriku itu
ketika aku sudah sangat capek untuk diperlakukan tiga hari baik Lalu 3 hari tidak menyapa, seperti itu terus sampai tahun ke-4, akhirnya aku cuma down sekali ketika dia tidak menyapa aku, kemudian aku juga tidak menyapanya lagi, karena setiap kali dia melakukan itu aku adalah yang Selalu berbaik hati duluan menyapa duluan dan selalu membuat usaha, Gimana caranya orang ini bisa berbahagia?
Tapi aku salah kawan aku pikir.
Karena hingga terakhir ketika dia tidak cuma mendiamkan aku selama tiga hari baik sama aku 3 hari.
yang dilakukannya adalah
ketika aku sudah down seperti itu dia juga memperpanjang masa tidak menyapanya bahkan sampai 1 bulan 2 bulan kita nggak bicara
pada tahun-tahun kedelapan kesembilan dan kesepuluh itu aku memang sudah merasa Ya sudahlah, mungkin aku menikah sama orang seperti ini.
Aku juga Mulai menemukan ritme dan keseimbangan ku sendiri meskipun hidup sama orang seperti itu dan sakit hati hampir setiap hari.
diperlakukan seperti bukan manusia
hingga suatu hari dia
memutuskan pergi dari rumah
walaupun sebenarnya yang punya rumah ini juga aku
dan itu harus dibagi harta gono gini
Aku rasa dia menceraikan aku tuh juga karena dia mengincar hartaku.
Anakku selalu bercerita kalau mantan istriku itu. Sudah punya pacar atau gandengan? Bahkan orangnya juga sudah hidup bersama dengan laki-laki itu.
Hal itu yang membuat aku merasa sangat bodoh karena selama ini aku mengira aku cukup pintar untuk bisa mengerti mantan istriku itu.
Hari hari ini Meskipun aku sudah mengatasi banyak perasaan perasaanku. tentang hal yang terjadi ini
aku juga sudah memaafkan dan aku tidak berniat membalas karena aku percaya sama karma
ketika aku ditinggalkan oleh mantan istri Sama selingkuhannya
di pengadilan aku juga masih difitnah.
Fitnah mantan istriku enggak jauh-jauh dari soal keinginannya mengeruk uang dari aku.
salah satu pasal yang dituduhkan sama saya adalah bahwa saya tidak menafkahi selama 7 tahun. ketika pertama membaca Pasal itu tentunya Aku kaget karena selama ini aku selalu memberikan nafkah
cukup untuk semuanya
Makan juga tiap hari, belanja juga ada posisi keuangan tersendiri.
sampai SPP anak dan semuanya aku cukupi, tapi aku difitnah menelantarkan selama 7 tahun kira-kira
menurutmu perasaan seorang laki-laki itu seperti apa?
Disinilah aku tahu ada orang yang memang nggak bisa bersyukur. Bahkan dia harus berbohong.
hal yang menurutku lucu adalah ketika kakaknya bersaksi di persidangan. orang itu mengatakan Kalau anakku sejak umur 2 tahun sudah tidak dinafkahi oleh papinya. tentunya hal itu bikin hatiku ingin menangis karena
seperti itukah balasan yang
diberikan-nya sama aku.
setelah selama ini
aku selalu berusaha untuk membuat rumah tangga yang bahagia.
Tapi berkat mantan istriku itu sekarang aku tahu kalau memang ada orang yang enggak bisa berterima kasih.
bahkan ketika menikah belum dia sudah tidak harus mikir tentang rumah
karena aku sudah KPR duluan dan aku selalu membayar KPR ku sampai KPR itu selesai
Perempuan seperti apa yang bisa berselingkuh ketika suaminya juga sudah 100% dalam sebuah keluarga?
Atau jangan-jangan aku ini tipe orang yang terlalu baik ya. sampai
aku nggak ngerti bawa mantan istriku berselingkuh.
Dan masih juga memfitnah aku di pengadilan.
Masalah keluarganya pandangannya seperti aku sih, aku sudah nggak peduli ya.
Yang masih aku pikir kan sebenarnya aku juga kasihan sama diriku sendiri.
Dan aku harus bangkit dari semua ini.
Sebenarnya ada hal lain yang membuat perceraianku ini terjadi, ya itu bahwa aku keluar dari LDII pada tahun 2019 dan mantan istriku itu tidak bisa terima. Mungkin bisa dikatakan itu adalah sebab utama dari semua ini, dan semua yang aku ceritakan sama kamu dalam blog ini adalah rentetan yang terjadi setelah aku memutuskan open ke mantan istriku bahwa aku keluar dari LDII.