2016年1月2日土曜日

Pacaran setelah menikah (beda antara single dan menikah)

Ngga terasa udah hampir 2,5 tahun kami menikah. Ya... kehidupan yang ngga pernah terbayangkan sebelumnya. Memang sih, orang2 banyak yang bercerita tentang kehidupan menikah waktu aku masih single. Cuma... kehidupan menikah itu ngga bisa cuma diangan angan lewat cerita cerita. harus dialami sendiri he he he... baru ngerti maksudnya. 

Waktu single, aku merasa senang dan bahagia, tapi disaat lain seringkali aku sedih seorang diri dan kesepian. Sehubungan waktu single aku udah mendiami rumah seorang diri...  Waktu setelah menikah, aku juga senang dan bahagia, tapi disaat lain sering aku capek dan susah, karena ada anak istri yang harus ini itu. Hidup yang simple menjadi merumit, tapi juga memberi madu2 kehidupan yang tiada henti... 


Inilah aku, setelah 2,5 tahun menikah. Hari ini aku balik ke gym setelah sekian tahun ngga ngegym lagi. Umurku sekarang 36 tahun, hampir 37. Rasanya keliatan jelek, kurus dan ngga ganteng lagi (emang pernah ganteng??). Menurut artikel2 yang aku baca tentang kembali ke gym setelah bertahun2 tidak ngegym, apalagi di umur yang sudah 'segini' memang musti hati2 dalam berolahraga. Terutama karena aku punya sakit maagh dan usus kecil yang lemah... Alhasil latihan hari ini adalah berusaha mencapai tingkat aerobik yang aku harapkan. Setidaknya sekitar sebulanan mungkin, upaya di gym adalah untuk mencapai tingkat aerobik yang pas sebelum benar2 mengangkat beban. 

Tampangku... Mirip seperti ayam dibawah ini nih... he he he... bak ayam yang sebelumnya berbulu lengkap, setelah menikah ayam itu pun bulunya banyak yang rontok he he he... aku bicara ayam jantan loh xixixixixi.... 


Ya udah deh,... daripada ntar dikomen sama para feminist... (joking guys. asli). Sebenarnya istriku juga pasti punya ceritanya sendiri... dan dia sama senang dan susahnya dengan aku. Baik suami ataupun istri ... adalah sama beban kehidupannya dalam rumah tangga. Dan saya sangat respect ke istriku karena ini. 

Ini loh cerita setelah menikah. 

Menikah... menikah... sama orang yang... terus terang, waktu aku menikah, aku belum kenal benar dengan calon istriku. Kami ngobrol lewat facebook dan bertemu beberapa kali, lalu memutuskan menikah. Jelas bukan gaya anak sekarang yang pacaran2... kami ngga pernah pacaran. Kami pacaran setelah menikah. Kami menikah karena butuh satu sama lain. Apakah lancar pacaran setelah menikah?

Tentu tidak, tapi mungkin iya... ya antara iya dan tidak. Hehehehe... saat setelah menikah, pacaran sambil penyesuaian diri dengan pasangan adalah waktu2 tersulit menurutku. Kami sering berantem, tapi juga sering mesra2an... gimana itu ya... Tapi lama2 kami sadar, dan frekuensi berantemnya makin jarang. Itu butuh waktu pastinya... Ya pasti sekarangpun masih berantem kadang2, tapi kami ngerti kalau butuh satu sama lain. Terlebih karena kami punya anak yang seunik ini. 


Ini istriku dengan anak kami yang lucu. Eureka nama anak kami. Kami memberinya makan dua hal: makanan dan rasa sayang. Foto ini waktu kami mau pulang ke rumah Uti-nya pakai kereta api. 


Buat Anda yang mungkin mampir kesini karena nyari topik yang sama dengan judul blog ini, ada beberapa rahasia dalam berumah tangga yang pasti beda dengan pacaran. Pertama adalah setelah menikah kita harus berusaha untuk menerima pasangan kita apa adanya, dan membiarkan pasangan kita untuk menerima kondisi kita apa adanya. Jangan harap bahwa saat pacaran bisa ngerti seratus persen, karena pasti ada yang tidak terlihat. Saat sudah menikah itu semua terlihat. Jangan takut kalau memang saatnya terlihat. Jujur saja dengan berbagai rahasia kita. 

Temanku ada yang menikah dengan waktu yang hampir sama denganku, tapi pernikahannya sekarang kandas. Temanku bilang kalau istrinya tidak suka dengan kebohongan meskipun sedikit. 

Disisi lain, aku harus mengakui, bahkan pada pembaca kalau 'white lies' itu adalah penting dalam pernikahan. Ada kadang hal2 yang memang ditutupi untuk membuat semuanya lancar. Pahamilah itu juga demi Anda dan pasangan Anda. Tidak ada orang yang terlahir sempurna. Tapi ingatlah juga saat mengetahui hal yang benar yang disembunyikan pasangan kita; kadang ia melakukan itu karena rasa cinta pada Anda. 

Baik aku maupun istriku sama2 kadang punya 'white lies' seperti ini, misalnya saat pusing saya biasanya keluar sambil mencari minum atau jajan tanpa ditemani istri. Ini justru yang bikin pernikahan jadi enak. Saya akan kembali kerumah dalam pikiran fresh dan bisa santai. Ini adalah hal2 kecil yang menghiasi kehidupan pernikahan. 


Anak juga adalah anugerah luar biasa.

Despite all, adalah rasa sayang pada sesama manusia yang bisa membuat kita yakin pada Tuhan, justru karena itu mungkin, Tuhan menciptakan kita. Ada jaring2 yang tumbuh dalam hubungan antar manusia. Saat kita mulai memahami itu, hal hal yang sebelumnya tampak negatif mungkin akan menjadi positif. Kita akan sadar bahwa dalam hidup ini ada hal2 yang terkoneksi untuk membuat segalanya tetap menjadi stabil. Kita semua membutuhkan satu sama lain. Mungkin ini yang dikatakan Tuhan sebagai mawaddah warohmah.

Pernikahan kami tampaknya memang jauh dari sempurna, seperti semua pernikahan lainnya. Ekspektasi jelas tidak sesuai dengan kenyataan. Tapi justru kenyataan yang membuat ekspektasi luruh, menjadi sebuah penerimaan akan kehidupan, akan benih cinta dan sayang.

Apa poin dari blog post ini? he he he... apa ya... ngga ngerti lah... pokoknya gitu. Curhat lah, atau laporan lah... atau apa lah. Yang pasti kehidupan pernikahan itu beda satu orang dengan yang lain. Kalau dilihat2 pasti pernikahan kami tidaklah sempurna. Kadang saat membandingkan diri dengan yang lain rasanya kehidupan orang lain banyak yang lebih bahagia dan lebih keren,....

Tapi menurut artikel2 tentang kebahagiaan, kita harus stop membandingkan diri dengan yang lain, untuk menjadi bahagia. Bahagia adalah sebuah penerimaan hakiki pada kehidupan, betapapun tidak sempurnanya itu. At least mungkin itu pelajaran yang aku terima melalui pernikahanku selama 2,5 tahun. ....

(awal tahun 2016)

0 件のコメント:

コメントを投稿

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...